Total Tayangan Halaman

Minggu, 28 Mei 2017

Kebobrokan Moral Generasi Muda
            Kita saat ini hidup di jaman global. Ketika semua informasi mudah diperoleh hanya dengan sekali klik melalui internet. Pergaulan yang semakin bebas, tak kenal batas, sehingga berakibat pada moral yang amblas. Amblas dalam artian bentuk kesopanan/unggah ungguh orang yang lebih muda ke orang yang lebih tua menjadi hilang. Tak heran jika kejahatan dan sikap anarki tak terelakkan, terutama generasi muda saat ini. Banyak terjadi tawuran antar pelajar gara-gara masalah sepele, anak-anak mulai berani menentang orang tuanya sendiri, tata bicara antara anak dengan temannya dan anak dengan orang tuanya tidak ada bedanya, bahkan lebih kasar, serta masih banyak contoh-contoh perilaku yang serupa.
            Sebenarnya apa yang mengakibatkan hal tersebut terjadi? Setidaknya ada dua hal yang berperan besar terhadap kebobrokan moral generasi muda kita. Pertama, krisis identitas diri. Banyak dari generasi muda kalau tidak mengikuti tren jaman sekarang dibilang orang jadul/kampungan. Hal ini membuat mereka berusaha keras untuk mengelakkan tuduhan tersebut dengan banyak mencari informasi dan gaya-gaya tren saat ini tanpa memikirkan baik buruknya terlebih dahulu. Sehingga yang didapat bukan hal positif, malah lebih kepada hal negatifnya. Contohnya, saat ini anak muda banyak yang mengidolakan tokoh-tokoh barat. Segala sesuatu yang dipakai, yang dilakukan, yang dimakan mereka tiru semua hanya untuk menunjukkan dirinya tidak ketinggalan jaman dan agar tidak dibilang jadul/kampungan.
            Kedua, lemahnya iman sehingga jauh dari kebenaran. Agama mengajarkan manusia untuk terarah dalam hidup. Agama adalah bukan hal pembatas kebebasan manusia mengekspresikan gagasan maupun ekspresi manusia. Justru dengan agama kita semakin bebas melakukan hal yang lebih terarah. Dengan agama kita bisa menghormati orang yang kekurangan dengan berpuasa, bersodaqoh, dan bersabar serta bersyukur atas yang kita miliki. Dengan agama, kita bebas mengutarakan setiap gagasan kita kepada orang lain dengan penuh rasa menghargai, rasa toleransi, dan rasa menghormati sehingga tidak ada yang merasa terhina atau terlecehkan atas ungkapan kita. Terlebih lagi dengan agama kita bisa bebas bertingkah laku yang tetap menjunjung tinggi rasa hormat dan menghargai kepada setiap orang, terutama orang yang lebih tua dari kita.
            Terkait tentang dua poin yang telah diuraikan di atas, orang-orang dahulu memang telah meramalkan keadaan yang tengah terjadi di sekitar kita saat ini. Keadaan yang ada saat ini tidak bisa kita pungkiri lagi untuk mengelak karena scenario Allah Yang Esa telah ditetapkan, sehingga mau tidak mau kita harus berada dalam keadaan yang bobrok, bahkan kita sendiri yang (mungkin) melakukan kebobrokan tersebut.
Seperti yang pernah diramalkan oleh salah seorang pujangga besar Jawa, Ronggowarsito, berikut
            …Hidup di zaman edan
Gelap jiwa bingung pikiran
Turut edan hati tak tahan
Jika tidak turut
Hati merana dan penasaran
Tertindas dan kelaparan
Tapi janji Tuhan sudah pasti
Seuntung apapun orang yang lupa daratan
Lebih selamat orang yang menjaga kesadaran…

Sepenggal bait di atas menjelaskan kita bahwa kunci selamat hidup di zaman sekarang, zaman edan, adalah orang yang selalu menjaga kesadarannya. Kesadaran untuk tetap ingat kepada Allah Yang Esa, tetap ingat pada sekalian utusannya, terutama Rasulullah, tetap ingat dengan hal kebaikan dan berlomba-lomba melakukannya.
Dua poin di atas adalah bukan langkah menjauhkan dari realita yang ada, tapi sedikit langkah untuk membentengi diri kita sebagai generasi muda agar tidak terlalu terbawa arus zaman yang semakin menuju kerusakan. Tinggal diri kita mau atau tidak untuk melakukan, untuk melangkah, untuk berhijrah dengan hati tulus dan berani.

Senin, 09 Januari 2017

8. Perkembangan Matematika pada Masa Kejayaan Islam

Pertemuan ke-13, 29 November 2016, marupakan pertemuan presentasi terakhir di semester 1. Kali ini ada dua kelompok yang akan bertugas, kelompok 15 dan kelompok 16. Kelompok 15 akan menjelaskan perkembangan matematika pada saat kejayaan islam, sedangkan kelompok 16 akan menjelaskan perkembangan matematika ketika kemunduran islam.
Kesempatan pertama presentasi diberikan pada kelompok 15, Elvin dan Fitria, untuk tampil terlebih dahulu. Setelah doa bersama, mereka mulai membagikan modul materi ke audien, setelah itu mereka mulai membuka presentasi. Mereka akan menjelaskan tentang sejarah peradaban islam pada masa kejayaan beserta tokoh-tokoh yang berpengaruh terhadap perkembangan matematika kala itu. Kelompok ini berbeda dengan kelompok lain menurut saya. Memang penampilannya tak jauh berbeda dengan kelompok lain, tapi seorang anggota kelompok 15 yang membuat menarik. Dia bertingkah aneh dan lucu serta ekspresi wajah yang tak biasa dari lainnya. Bahasa yang digunakan dengan suara yang cukup untuk membuat saya ketawa , membuat saya kurang fokus dengan materi yang dibawakan. Setelah beberapa menit mereka menyampaikan materi, mereka mengakhiri presentasi mereka dan kembali duduk di bangku audien. Untuk sesi tanya jawab akan dijadikan satu dengan sesi tanya jawab kelompok 16 di akhir presentasi kelompok 16 nanti.
Tiba saatnya kelompok 16, Rijal dan Hanifah, sekaligus kelompok terakhir yang akan mempresentasikan tentang perkembangan matematika ketika kemunduran islam. Kelompok ini langsung menggantikan kelompok 15 yang telah presentasi sebelumnya. Mereka memulai dengan membagikan modul materi ke audien dilanjutkan mempresentasikan materi mereka. Saat mereka presentasi, saya menilai cukup baik dalam penyampaian materi ke audien. Bahasa yang cukup jelas sehingga mudah dipahami audien serta suara yang cukup keras sampai terdengar ke bangku paling belakang. Penjelasan yang singkat, tidak panjang lebar, membuat waktu presentasi kelompok 16 tidak terlalu lama. Sehingga setelah kelompok 16 menutup presentasinya, kelompok 15 maju kembali dan dibuka sesi tanya jawab. MAsing-masing kelompok mendapat dua pertanyaan. Keempet penanya yang beruntung segera menyampaikan pertanyaannya. Kedua kelompok mulai berdiskusi dengan anggotanya menentuka jawaban yang tepat. Setelah dirasa menemukan jawaban yang tepat, mereka mulai menjawab tiap-tiap pertanyaan. Keempat pertanyaan pun selesai dijawab, kini mereka menutup presentasinya dan kembali ke tempat duduk masing-masing.
Sedikit ulasan materi kedua kelompok. Islam mengalami masa kejayaan selama 5 abad, yakni dari abad ke-7 sampai abad ke-12. Masa kejayaan Islam dimulai sejak Nabi Muhammad lahir, masa khulafaur rasyidin, sampai masa Bani Abbasiyah.  Puncaknya ada pada kekhalifahan Al-Manshur, Harun Ar-Rasyid, dan Al-Ma’mun, perkembangan Islam terutama di bidang matematika mulai berkembang. Penemuan-penemuan baru muncul dari cendikiawan muslim kala itu seperti Al-Khawarizmi, Abul Wafa Muhammad Al-Buzjani, dan lainnya. 
Sedangkan kemunduran Islam pada abad pertengahan terjadi pada masa khalifah Bani Abbassiyah. Banyak faktor yang menyebabkan hal itu terjadi. Mulai dari lemahnya komunikasi antar daerah, perang saudara, ekonomi yang memburuk, konflik agama, persaingan antar bangsa, Perang Salib, dan serangan Bangsa Mongol.

7. Perkembangan Matematika di India Kuno dan Cina Kuno

Kali ini adalah pertemuan ke-12, 22 November 2016, yang sedikit berbeda dari pertemuan-pertemuan sebelumnya. Karena kelas tidak dihadiri oleh bapak dosen pembimbing mata kuliah Filsafat Pendidikan Matematika, Dr. Kusaeri, M.Pd., karena beliau sedang bertugas ke Bandung. Meskipun tidak ada yang membimbing, presentasi tetap dilaksanakan seperti biasa tetapi dengan syarat tiap kelompok yang presentasi direkam sebagai bukti tugas untuk dikumpulkan ke Bapak Kusaeri. Pada kesempatan ini, giliran kelompok 13 dan 14 yang akan mempresentasikan dua materi yang berbeda. Kelompok 13 akan mempresentasikan tentang perkembangan matematika di India Kuno dan kelompok 14 akan mempresentasikan tentang perkembangan matematika di Cina Kuno.
Kesempatan presentasi pertama ada pada kelompok 13 yang terdiri dari Masula dan Ariska. Tanpa piker panjang lagi, mereka langsung memanfaatkan kesempatan tersebut dengan menyiapkan peralatan yang dibutuhkan, seperti HP untuk merekam dan modul materi untuk para audien. Mereka akan menjelaskan mengenai perkembangan matematika di India Kuno beserta pola bilangannya. Kelompok ini saya rasa sangat semangat dalam membuka presentasi hari itu, terlihat dengan suara yang cukup keras, cukup untuk membuat orang diam memperhatikan. Selain itu materi yang disampaikan cukup menarik dalam penyajian di media power point. Meskipun bahasa yang digunakan sedikit berbelit-belit, mereka tetap percaya diri tampil sebaik mungkin. Setelah mereka presentasi, sesi tanya jawab dijadikan satu di akhir bersama dengan sesi tanya jawab kelompok 14.
Setelah kelompok 13 kembali ke bangku audien, tiba giliran kelompok 14, Hanifa dan Aulatus, yang mengisi panggung presentasi di depan kelas. Kelompok yang akan menjelaskan tentang perkembangan matematika di Cina Kuno beserta pola bilangannya ini terlihat santai saat mulai berdiri di depan kelas. Pemateri dengan suara cukup keras mulai menyampaikan materinya. Audien mulai berusaha fokus dengan pemateri, suasana cukup tenang saat itu. Materi demi materi telah disampaikan, meskipun kadang-kadang pemateri sedikit gugup, tapi mereka mencoba memberikan yang terbaik. Alhasil sebagian audien memahami materi yang disampaikan oleh pemateri. Setelah itu, kelompok sebelumnya kembali maju di depan kelas untuk sesi tanya jawab bersama dengan kelompok 14.Kali ini, masing-masing kelompok memberi kesempatan dua penanya pertama. Setelah menemukan penanya yang beruntung, pertanyaan mulai diberikan kepada kedua kelompok. Diskusi per kelompok pun kemabli dilakukan, kali ini tidak butuh waktu lama untuk menjawab setiap pertanyaan. Setelah semua pertanyaan terjawab, pemateri mengakhiri presentasi mereka dengan ucapan penutup dan salam.
Sedikit ulasan materi dari kelompok 13 dan kelompok 14. Perkembangan matematika India dimulai sekitar 600 tahun sebelum masehi. Dalam sejarah matematika India dibagi menjadi dua periode, yaitu periode Sulvasutra dan periode Siddanta. Pola bilangan matematika India memiliki beberapa versi yang muncul secara berkala untuk menyempurnakan versi-versi sebelumnya. Ada juga beberapa tokoh penting bidang matematika di India seperti  Aryabhata, Brahma Gupta, Madhava, dan lainnya.
Sedangkan matematika Cina pertama kali ditemukan pada sebuah cangkang penyu sebagai media pada masa Dinasti Shang tahun 1600-1050 sebelum masehi. Pola bilangan yang digunakan matematika Cina cukup unik dengan menggunakan symbol bilangan batang untuk melambangkan bilangan satu sampai Sembilan. Tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam perkembangan matematika kala itu seperti Liu Hiu, Zhang Heng, Tsu Ch’ung-Chih dan Tsu Keng-Chih, Zu Chongzi, dan masih banyak lagi.

6. Perkembangan Matematika di Yunani Kuno dan Persia

Pertemuan ke-11, 15 November 2016, giliran kelompok 11 dan kelompok 12 yang akan mempresentasikan materi mereka. Kelompok 11 dalam kesempatan ini akan mempresentasika tentang perkembangan matematika di Yunani Kuno, sedangkan kelompok 12 akan mempresentasikan tentang perkembangan matematika di Persia.
Seperti biasa sesuai urutan, kelompok 11, Nina dan Ifa, yang akan mempresentasikan materi mereka terlebih dahulu. Para audien yang ramai dan sibuk dengan urusan masing-masing kala itu tiba-tiba berubah menjadi wajah focus ketika kelompok ini maju di depan kelas untuk memulai presentasi mereka. Sebelumnya mereka membagikan modul materi kepada audien dengan adil. Mereka memulai presentasi dengan menjelaskan tentang sejarah perkembangan matematika di Yunani Kuno dan pola bilangan yang digunakan. Saat menjelaskan, saya rasa kelompok ini cukup baik dalam menyampaikan materinya. Mereka jarang terlihat salah ucap atau blank saat presentasi. Bahasa yang mereka gunakan cukup mudah dipahami oleh audien, termasuk saya. Kelompok ini yang menurut saya cukup disiplin juga dalam presentasi, buktinya saat audien mulai ramai, dengan tegas mereka berhenti untuk menghimbau audien agar kembali fokus. Hal ini pun berhasil mengembalikan fokus audien. Beberapa menit telah mereka gunakan untuk menyampaikan materi, mereka melanjutkan dengan sesi tanya jawab denagn kesempatan tiga penanya pertama yang beruntung. Setelah ketiga penanya menanyakan pertanyaannya, pemateri mencoba mendiskusikan jawaban yang tepat untuk disampaikan. Beberapa menit berlalu, pertanyaan demi pertanyaan mulai terjawab dengan cukup baik sehingga penanya cukup puas dengan jawaban yang diberikan. Mereka pun mengakhiri presentasi dengan santai dan baik.
Setelah kelompok 11 unjuk gigi di depan audien, kini giliran kelompok 12, Himatul dan Fenny, yang harus menyelesaikan kewajibannya mempresentasikan materinya.Mereka mulai maju dengan sedikit terlihat gugup, membagikan modul materi kemudian tampil mempresentasikan materinya. Mereka memulai dengan menjelaskan perkembangan matematika di Persia kemudian pola bilangan yang digunakan kala itu. Cukup baik mereka dalam menyampaikan presentasi, nada cukup keras sehingga tidak membuat audien mengantuk karena kelompok terakhir yang presentasi hari itu. kadang-kadang mereka juga gugup dan sempat blank di tengah presentasi, tapi mereka terlihat tetap percaya diri dan melanjutkan menjelaskan materinya. Bahasa yang mereka gunakan sedikit berbelit-belit membuat sebagian materi yang disampaikan kurang bisa memahami dengan baik. Setelah selesai mempresentasikan materinya, mereka membuka sesi tanya jawab untuk tiga penanya yang beruntung. Ketiga penanya beruntung tanpa panjang lebar langsung menanyakan beberapa pertanyaan mengenai materi yang disampaikan kelompok 12. Setelah ketiga pertanyaan didapat, seperti kelompok-kelompok sebelumnya, mereka mendiskusikan jawaban yang sesuai dengan tiap-tiap pertanyaan. Alhasil, dalam beberapa menit mereka diskusi, ketiga pertanyaan bisa mereka jawab dengan baik. Mereka menutup presentasi dengan salam.
Sedikit ulasan materi kedua kelompok. Matematika di Yunani berkembang sekitar abad ke-6 sampai abad ke-5 sebelum masehi di sekitar pesisir timur Laut Tengah. Ketika abad ke-5, masa Helenistik, matematika Helenistik lahir melalui meleburnya matematika Yunani dengan matematika Mesir dan matematika Babilonia. Dalam presentasi disebutkan beberapa tokoh Yunani yang berperan dalam bidang matematika seperti, Theles, Pythagoras, Hippocrates, Eudoxus, dan Menaechmus.
Di sisi lain, Persia adalah suatu tempat kekaisaran yang terletak di sekitar Sungai Tigris dan Sungai Eufrat. Diperkirakan berdiri sekitar tahun 762 sebelum masehi. Peradaban yang maju ini turut andil menyumbangkan ilmu matematika dunia. Seperti Muhammad Ibn Musa al-Khawarizmi, Abu Wafa Muhammad al-Buzjani, Omar Khayyam, Sharaf al-Din al-Mu’affar ibn Muhammad ibn al-Mu’affar al-‘Usi, Abu Raihan al-Biruni, dan al-Khazin.